System Development Life Cycle (SDLC) - Halo sobat Informaticans! Kali ini saya akan membahas
salah satu topik yang penting dalam Analisis dan Perancangan Sistem, yaitu
mengenai System Development Life Cycle (SDLC). Penasaran apa itu
SDLC dan mengapa penting untuk dipelajari? Mari disimak, ya!
System Development Life Cycle (SDLC) |
Apa
itu SDLC?
System Development Life Cycle (SDLC) sebuah konsep perancangan dan
pengembangan suatu sistem yang terdiri atas proses-proses teratur dan bertahap,
mulai dari tahap perencanaan sebelum dibangunnya sistem hingga pada tahap implementasi
dan pemeliharaannya. SDLC dalam sebuah proyek perangkat lunak memiliki beberapa
tujuan, yaitu:
1) Memastikan semua kebutuhan
proyek terpenuhi.
2) Mengalokasikan waktu
pengerjaan proyek dengan lebih terencana.
3) Meminimalisir resiko kegagalan
proyek.
4) Mengatur konsumsi biaya dan
sumber daya.
5) Mengantisipasi masalah proyek
yang mungkin akan terjadi.
6) Mengukur kemajuan proyek.
Bagaimana tahapan-tahapan dari SDLC?
Pada dasarnya, tahapan-tahapan
yang berada dalam SDLC adalah sebagai berikut.
1) Perencanaan (Planning)
Pada tahap ini akan ditinjau
kelayakan suatu sistem untuk dikerjakan, baik dari segi biaya, teknis dan
operasional. Beberapa aktivitas yang dilakukan diantaranya:
- Mengidentifikasi
masalah yang akan diselesaikan dengan sistem, serta objek-objek yang terkait di
dalamnya.
- Mengidentifikasi
nilai bisnis, berupa rencana pengeluaran biaya untuk pembuatan sistem dan perkiraan
besarnya pendapatan setelah dibuatnya sistem.
- Membuat
rencana kerja, alokasi waktu pengerjaan dan penggunaan sumber daya.
- Mengorganisir
tim proyek.
- Mengontrol
dan mengarahkan proyek.
2) Analisa (Analysis)
Pada tahap ini dilakukan
pemeriksaan terhadap sistem yang tengah berjalan dengan tujuan untuk
mendapatkan dokumentasi kebutuhan pengguna sistem (dalam hal ini adalah end user) secara lengkap, ruang lingkup
(scope) sistem, serta cara untuk
membangun sistem baru. Aktivitas yang
dilakukan:
- Menganalisa kebutuhan-kebutuhan informasi,
hardware dan software yang terkait dalam pembuatan sistem. Biasanya dibuat
dalam sebuah dokumentasi spesifikasi kebutuhan yang disebut dengan Software Requirement Spesification (SRS).
- Menganalisa
ruang lingkup/cakupan (scope) sistem.
3) Perancangan/Desain (Design)
Pada tahap ini dilakukan
pendeskripsian aliran kerja sistem, desain model data dan desain pemrograman
dari hasil analisa kebutuhan. Tahap ini menghasilkan sebuah prototype sistem, yaitu sebuah desain sistem
yang siap untuk dikembangkan. Aktivitas yang dilakukan:
- Desain
database, misalnya desain diagram dan kamus data.
- Desain
grafis, misalnya desain tampilan warna dan layout.
Poin ini penting dalam mempengaruhi sisi user
interface.
- Desain
program misalnya dalam bentuk algoritma program.
- Desain
keamanan sistem.
- Penyusunan
proposal sistem yang akan dikembangkan.
4) Pengembangan (Development)
Pada tahap ini, dilakukan pengembangan dari prototype sistem yang telah dibuat
sebelumnya. Hasilnya berupa perangkat lunak (software) yang utuh, tetapi pada umumnya dalam bentuk aplikasi
berbasis desktop ataupun web. Aktivitas yang dilakukan adalah penulisan
baris-baris kode program (coding) dan
eksekusinya, pemrograman database dan pembuatan user interface.
5) Pengujian (Testing)
Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap
sistem (software) yang telah dibuat untuk mengecek apakah sistem tersebut telah
bekerja dengan optimal. Apabila terdapat kerusakan pada sistem, maka akan
dilakukan perbaikan (debugging)
sistem. Hasilnya adalah sebuah software berkualitas yang telah siap pakai.
6) Implementasi (Implementation)
Pada tahap ini, software yang telah melewati
tahap pengujian diimplementasikan secara riil oleh end user. Aktivitas yang dilakukan adalah instalasi software pada
komputer milik end user, kemudian end user menggunakan software tersebut
sesuai dengan kebutuhannya.
7) Pemeliharaan (Maintenance)
Tahap ini biasanya merupakan tahap berkelanjutan
dan hanya dilakukan pada waktu-waktu tertentu. Aktivitas yang dilakukan adalah pemeliharaan
dan peningkatan sistem. Tujuannya untuk menjaga kinerja sistem tersebut.
Mengapa kita perlu mempelajari SDLC?
SDLC sangat penting untuk dipelajari karena
dalam membangun sebuah sistem (software) diperlukan penguasaan konsep perancangan
dan pengembangan sistem tersebut dengan baik, sehingga sistem yang dibangun sesuai
dengan tujuannya yaitu dapat digunakan sebagai solusi dari masalah yang terjadi
dan sesuai dengan kebutuhan end user,
serta meminimalisir resiko kerugian dari pembangunan sistem tersebut.
Belum ada tanggapan untuk "System Development Life Cycle (SDLC)"
Posting Komentar